Risiko Dibalik Minuman Isotonik

Habis olahraga atau melakukan aktivitas berat? Minum minuman isotonik, apalagi yang dingin memang paling pas. Katanya sih, minuman isotonik bisa menggantikan cairan tubuh yang hilang. Kayak iklannya gitu deh. Percaya atau tidak, Indonesia menjadi salah satu target pemasaran dari produk ini. Tahun 2012 saja, diperkirakan nilai penjualannya diatas Rp. 4, 2 Triliun (situs Kementerian Perindustrian).
Sebelum lebih jauh, kita perlu tahu, apa sih sebenarnya minuman isotonik itu?
minuman isotonik
Minuman isotonik adalah minuman yang komposisinya disesuaikan dengan cairan tubuh agar tekanan osmosisnya sama. Minuman isotonik diperlukan untuk mengatasi kekurangan air dan mineral dalam tubuh. Beberapa mineral seperti Na, K, Cl, Ca dan Mg sangat diperlukan oleh tubuh. Ca dan Mg misalnya digunakan untuk kontraksi otot.
Kekurangan air dan mineral dalam tubuh biasanya diakibatkan oleh ekskresi berlebihan, hal ini terjadi karena aktivitas berat (misal: olahraga) dan sakit (misal: diare). Tanda-tandanya seperti mudah lelah, mudah mengantuk dan kulit kering.
Lalu, apakah kita butuh minuman Isotonik?
Menurut Prof. Dr. Andreanus Andaja Soemardji, seorang guru besar di bidang keahlian Imulogi-Farmakologi di Sekolah Farmasi ITB,
"50-70% tubuh manusia adalah air. 40% diantaranya berada di dalam sel dan kurang lebih 30% lainnya berada di luar sel. Kuanitas air tersebut harus dijaga tetap seimbang, baik yang keluar maupun yang masuk. Ginjal memegang peranan penting dalam mengatur tata keseimbangan cairan elektrolit tubuh tersebut. Ada pula ADH yang mengatur air dan elektrolit yang ada."
"Minuman istonik bermanfaat bagi mereka yang kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi. Namun jika (konsumsi minuman isotonik -red) berlebihan, hal ini akan menyebabkan ginjal harus bekerja ekstra keras dan berisiko gagal ginjal." jelas Prof. Andre.
Minuman isotonik sebenarnya ditujukan untuk orang yang aktif bergerak atau mengalami diare, tapi sekarang justru dikonsumsi sehari-hari. Hal ini tentunya mubazir, karena jika zat tersebut tidak dibutuhkan, maka akan dibuang oleh tubuh. Bahkan, konsumsi berlebihan akan membuat lelah organ tubuh, terutama ginjal.Untuk kegiatan sehari-hari seperti belajar, berjalan kaki dan berorganisasi, seharusnya, konsumsi minuman isotonik tidak diperlukan.
Belajar dari negara Amerika Serikat di tahun 1980-an, waktu itu pemerintah disana mengkampanyekan secara besar-besaran tentang konsumsi suplemen vitamin tambahan. Tapi, pada tahun 2000, saat dilakukan survei, ternyata banyak orang yang mengalami over-nutrition. Ternyata, tidak semua orang memerlukan suplemen tambahan dan cukup dari konsumsi makanan sehari-hari saja.
Note:air kelapaAir Kelapa Muda yang alami (bukan dalam kemasan) adalah minuman isotonik alami yang jauh lebih sehat dari minuman isotonik dalam kemasan. Karena bagaimana pun, minuman dalam kemasan pasti mengandung pengawet yang berdampak negatif bagi tubuh manusia. Jadi, mulai sekarang, berhati-hatilah dalam membeli dan mengosumsi makanan dan minuman, apalagi yang berhubungan dengan kesehatan.

Posting Komentar untuk "Risiko Dibalik Minuman Isotonik"