Sejarah Kue Ulang Tahun

Sejarah kue ulang tahun terbagi menjadi beberapa versi. Ada yang mengatakan berasal dari zaman Yunani Kuno, abad pertengahan di Eropa atau bahkan dari zaman Mesir Kuno. Berikut ini adalah sejarah kue ulang tahun dan perayaannya.

Pada zaman Yunani Kuno, orang-orang membuat kue madu yang berbentuk bulat dan membawanya ke kuil Artemis, Dewi Bulan. Kue itu dibentuk bulat dari bahan tepung, kacang, ragi dan diberi pemanis berupa madu yang dipelajari dari orang Persia.

Kue yang mempresentasikan bulan purnama ini hanya disajikan pada perayaan khusus seperti ulang tahun. Kue menjadi makanan wajib karena kala itu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil dewi bulan, Artemis.


Tapi, sebelum bangsa Yunani, orang Mesir Kuno sudah merayakan ulang tahun, lebih dari lima ribu tahun yang lalu. Waktu itu, putra-putri raja Mesir sudah dicatat dan ulang tahun mereka dirayakan. Apalagi ketika Firaun (Raja Mesir) berulang tahun. Namun pada masa itu, hanya ultah laki-laki yang dirayakan, kecuali ratu. Rakyat jelata tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Hal yang sama juga terjadi di Babilonia.

Pada abad ke-12 di Eropa, ketika mulai muncul gerakan mencatat tanggal lahir, termasuk kaum perempuan. Kue ulang tahun muncul kembali. Menariknya, tradisi ini bukan dimulai oleh kaum bangsawan tapi oleh para petani di Jerman.

Mereka merayakannya secara sederhana. Anak yang berulangtahun boleh memilih kue pada hari kelahirannya. Pada pagi hari, anak itu mendapat kejutan kue besar dengan jumlah lilin menyala sejumlah umurnya yang berada diatas kue. Kue itu sangat manis dengan beberapa layer.

Bentuk kue yang ada sekarang hampir sama dengan kue pada abad ke-17, bedanya pada masa itu kue ulang tahun yang berlayer dan berdekorasi seperti sekarang hanya bisa dinikmati oleh orang kaya. Kue ulang tahun akhirnya merakyat setelah ada revolusi.

Versi lain menyebutkan pesta ulang tahun pertama kali dimulai di Eropa yang diawali dengan adanya ketakutan akan datangnya roh jahat saat seseorang berulang  tahun. Maka, diundanglah teman-teman dan keluarga saat seseorang berulang tahun agar memberikan doa dan pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun.

Artemis, Dewi Bulan
Mereka memberi kado agar yang berulang tahun merasa bahagia dan dapat menghalau roh-roh jahat yang datang. Simbol lain adalah penggunaan lilin yang diletakan diatas kue. Pada zaman Yunani, kue yang dipersembahkan kepada Dewi bulan, Artemis juga diberikan lilin agar membuat kue tersebut terlihat terang seperti bulan.

Beberapa orang menyatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan. Di Jerman, beberapa orang meletakan lilin besar di tengah kue sebagai tanda terangnya kehidupan. Sebagian percaya bahwa asap dari lilin akan membawa pengharapan mereka ke surga.

Saat ulang tahun, mereka meniup semua lilin diatas kue sambil mengucapkan pengharapan di dalam hati. Mereka melakukan semua itu karena percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik.

Posting Komentar untuk "Sejarah Kue Ulang Tahun"